skip to main |
skip to sidebar
Ada kepercayaan di masyarakat jika melihat orang tidur dan napasnya
terengah-engah harus segera dibangunkan karena bisa jadi sedang mimpi
buruk (tindihan) yang bisa berakibat fatal. Ternyata memang mimpi buruk
...bisa menjadi bencana.
Seseorang yang mimpi buruk akan bergerak
gelisah di tidurnya. Kadang kesakitan, mengerang, berteriak, batuk tapi
yang bermimpi tidak bisa bangun.
Mimpi buruk yang datang saat
sedang tidur memang sangat mengganggu, karena bisa membuat seseorang
menjadi takut dan tidak bisa tidur kembali. Tapi dalam beberapa kasus
mimpi buruk juga bisa menyebabkan kematian.
Ketika Nemecio Tutop
(37 tahun) pergi tidur di sebuah perkemahan, ia tampak berada dalam
kesehatan yang sempurna. Tapi keesokan harinya ia ditemukan dalam
kondisi meninggal dan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
Seminggu
sebelumnya Dr Alvin V Majoska, seorang dokter koroner di Honolulu
membuat daftar selama 6 tahun terakhir terdapat 43 orang dewasa muda
yang sehat dan kesemuanya berwarga negara Filipina ditemukan meninggal
dalam tidurnya tanpa ada alasan yang bisa terdeteksi.
Autopsi
yang dilakukan oleh Dr Majoska menunjukkan bahwa telah terjadi
pendarahan dan pankreas Tutop terlihat meradang. Kondisi yang sama juga
ditemukan pada 25 kasus kematian yang diautopsi oleh Dr Majoska.
Gangguan ini disebut dengan acute hemorrhagic pancreatitis dan sangat jarang terjadi di Amerka Serikat.
Ada
kemungkinan kondisi ini menyerang setiap jam saat bangun atau sedang
tidur, tapi biasanya akan timbul rasa sakit sebagai peringatan sebelum
kondisi krisis berkembang. Jika kondisi ini terjadi saat seseorang
sedang terjaga, maka lebih banyak pasien yang sembuh dibandingkan
meninggal.
"Tapi kasus yang terjadi di Filipina berbeda, semua
meninggal pada saat tidur. Karena 18 kasus ditemukan meninggal dalam
kondisi yang sama tanpa disertai dengan acute hemorrhagic
pancreatitis," ujar Dr Majoska, seperti dikutip dari TIME, Senin (3/4/2010).
Sebagian
korban yang meninggal tidur di asrama dan teman sekamarnya melaporkan
bahwa mereka terengah-engah, mengerang, terbatuk dan tersedak untuk
beberapa saat sebelum akhirnya terdiam.
Tapi tidak menunjukkan
tanda-tanda keracunan, parasit di usus dan tidak memiliki penyakit
saraf. Satu-satunya petunjuk yang diperkirakan menjadi penyebabnya
adalah teror yang masuk ke dalam pikiran bisa menyebabkan refleks shock
yang fatal.
Sementara itu Dr Pedro Brugada menemukan pola yang
tidak biasa pada elektrokardiogram yang menunjukkan aktivitas listrik
di jantung. Pasien memiliki ketidakberesan irama jantung dalam sekejap
dan hal ini terekam dalam jejak ECG yang mirip dengan sirip hiu.
Ketidakteraturan
irama jantung ini dapat menyebabkan fibrilasi. Ketika bilik jantung
yang memompa menurun, maka sirkulasi darah berhenti. Jika jantung tidak
dirangsang dengan sengatan listrik maka hasilnya bisa fatal.
Setelah
mengumpulkan bukti yang ada maka Dr Majoska menyimpulkan teori
dream-death. Hal ini berasal dari Filipina yaitu tempat dimana Tutop
meninggalkan seorang istri dan empat anak. Di daerah ini kasus serupa
telah dilaporkan dan disebut dengan bangugut yaitu korban meninggal
akibat mimpi buruk.
Kondisi yang sama juga pernah terjadi dan
didokumentasikan pada pengungsi di Asia Tenggara pada tahun 1981. Dalam
kondisi tersebut ditemukan korban sebanyak 38 orang.
Saat itulah Nightmare Death Syndrome diciptakan yang kemudian diubah menjadi Sudden Unexplained Death Nocturnal atau Sudden Unexplained Death Syndrome.
See more
0 komentar:
Posting Komentar